PAYUNG sudah tercipta sekitar 4000 tahun yang lalu. Bukti ini dapat dilihat pada karya seni dan artefak-artekak kuno yang ditemukan di Mesir, Syria, Yunani dan Cina. Pada awalnya, payung digunakan sebagai tabir surya, yang dikenal dengan nama parasol. Kemudian orang Cina mengembangkan payung tahan air untuk pelindung dari hujan. Mereka melapisi payung dengan lilin sehingga menjadi tahan air. Payung, yang dalam bahasa Inggris Umbrella, berasal dari kata “umbra” yang berakar dari bahasa latin yang artinya bayang-bayang. Pada abad ke-16, keberadaan payung menjadi populer, terutama di negara-negara Eropa Utara karena di sana memang kerap turun hujan. Semula payung dianggap sebagai aksesori yang hanya cocok bagi perempuan. Adalah seorang pengembara dan penulis dari Persia bernama Jonas Hanway, yang membawa dan menggunakan payung di depan umum di Inggris, beliau pula yang mempulerkan penggunaan payung di kalangan laki-laki. Para laki-laki Inggris kerap menyebut payung dengan sebutan “hanway”, mengambil kata dari yang memopulerkannya. Toko payung pertama kali berdiri di Kota London Inggris yang bernama “James Smith and Sons”. Toko ini masih berdiri hingga sekarang dan masih terletak di jalan 53 New Oxford St., di London, Inggris. Pada awalnya payung Eropa terbuat dari kayu atau tulang paus dan tudungnya terbuat dari alpaca atau kanvas berminyak. Supaya menarik, payung diberi sentuhan seni dengan gambar warna-warni. Sedangkan pegangan lengkungnya terbuat dari kayu eboni. Pada tahun 1852, Samuel Fox menemukan desain payung berangka baja, Fox pula yang mendirikan “English Steels Company” di Inggris. Payung mulai diproduksi secara massal di pabrik sejak tahun 1928, tepatnya di Baltimore, Maryland. (dedi)***
No comments:
Post a Comment