11 December 2012

Kaus Kaki Berbahan Rompi Antipeluru

MENEMUKAN sebuah lubang di kaus kaki adalah momen menyedihkan. Namun Cameron Carter, 23 tahun, asal Chicago, mengklaim telah menemukan solusinya. Baru-baru ini di Amerika Serikat ada teknologi baru untuk pembuatan kaus kaki, dia menemukan teknologi penciptaan kaus kaki dari bahan-bahan seperti pada kevlar yang anti peluru. Ia mendapat ide untuk mengambil teknologi yang dipakai pada rompi anti peluru, dan dipakai pada kaus kaki. Dikutip dailymail, Produk bernama "Socrates" ini dijamin tidak akan mudah melar dan cepat rusak. Socrates memiliki serat kevlar yang biasanya dipakai pada rompi anti peluru. Kemudian, bahan dijahit menjadi satu untuk melindungi jari-jari kaki dan tumit. Bagian kevlarnya berupa karbon berulir dari kain built in lycra yang dipasang di sekitar kaki dan tumit. Ini dipilih karena merupakan daerah yang diketahui sebagai area yang gampang melar. Rencananya, perusahaan Carter akan menjual kaus kaki Socrates secara online dengan harga sekitar Rp240.000 untuk dua pasang kaus kaki, dan sekitar Rp624.000 untuk tiga pasang. Setelah produksi dimulai, perusahaan juga berencana untuk memperluas produknya dengan mendesain kaus kaki untuk perempuan dan desain-desain lainnya. Produk ini sukses besar, karena sudah lebih dari 700 orang yang memesannya. ***

Komputer berbentuk Headset

SETELAH hadir komputer dalam ukuran mini alias tablet, kini muncul komputer terbaru dengan bentuk yang lebih canggih. Dilansir Venturebeat, Motorola Solutions memperkenalkan Motorola HC1, komputer portabel yang berbentuk mirip headset. Komputer ini didesain untuk mendapatkan bentuk lebih praktis, namun fungsional karena digunakan di kepala dan dioperasikan dengan perintah suara. HC1 memiliki beberapa fitur yang sama seperti smartphone, yakni koneksi WiFi, bluetooth ataupun menjadi hotspot "berjalan" dengan fitur tethering. Yang lebih canggih, komputer headset ini juga dapat digunakan untuk melakukan panggilan telepon maupun navigasi menggunakan GPS atau sistem pemosisi global. "Komputer ini digunakan di kepala dan dioperasikan dengan menggunakan perintah suara untuk scroll halaman atau mendapatkan informasi. Anda dapat menggunakannya untuk memainkan video, melihat gambar, maupun akses data," kata Kepala Bagian Teknologi Motorola Solutions, Paul Steinberg. "Saat melihat layarnya, Anda seperti melihat layar sebuah laptop berukuran 15 inch. Contoh praktis penggunaannya bisa dicontohkan pada kasus seorang mekanik kendaraan yang sedang memperbaiki kendaraan dengan menggunakan HC1 untuk melihat isi `manual kendaraan` sambil memperbaikinya," katanya. ***

Cara Hidup tanpa Bernafas


BAGAIMANA caranya hidup tanpa bernafas? Tim peneliti dari Rumah Sakit Anak Boston, Amerika Serikat tengah merancang dan mengembangkan partikel mikro yang bisa disuntikkan langsung ke aliran darah. Partikel ini akan mengantar oksigen ke tubuh dengan cepat. Bahkan, ketika Anda tidak bisa bernapas lagi. Temuan ini menjadi terobosan medis terbaik dalam beberapa tahun terakhir. Partikel ini dapat menyelamatkan jutaan nyawa setiap tahun. Partikel ini bisa membuat tim medis menjaga pasien tetap hidup dan dalam kondisi stabil selama 15 hingga 30 menit. Bahkan, ketika mengalami kegagalan pernapasan. Dilansir Gizmodo, temuan ini memberikan cukup waktu bagi dokter dan personel gawat darurat. Mereka bisa mengambil tindakan tanpa menimbulkan resiko serangan jantung atau kerusakan otak permanen pada pasien. Solusi ini telah sukses diujikan pada binatang dalam kondisi kegagalan paru-paru kritis. Ketika dokter menyuntikkan cairan ini ke pembuluh darah pasien, partikel bisa menyimpan oksigen dalam darahnya hingga mendekati tingkat normal. Proses ini memberikan tambahan menit berharga bagi kehidupan. Solusi serupa telah gagal sebelumnya karena menyebabkan embolisme gas atau gelembung gas pada aliran darah. Solusi terdahulu tidak bisa memasok oksigen pada sel. Menurut Departemen Kardiologi Rumah Sakit Anak Boston, AS, dr. John Kheir, mereka berhasil mengatasi masalah ini dengan menggunakan partikel yang bisa berubah bentuk, bukan menjadi gelembung. "Kami telah merancang solusi masalah ini dengan memaketkan gas menjadi partikel kecil yang bisa berubah bentuk. Mereka meningkatkan pertukaran gas pada area permukaan secara dramatis. Mereka juga mampu menyusup melalui kapiler (pembuluh darah terkecil) tempat gas bebas menempel," ujar Kheir. ***

Mengapa Langit Berwarna Biru?

MENGAPA langit berwarna biru? Pertanyaan itu sering terlontar dari mulut anak-anak. Kadang Orangtua menjawab dengan seadanya, misalnya "memang sudah tercipta seperti itu". Pernahkah kita mencari jawaban yang sebenarnya? Jawabannya mungkin tak sesederhana yang kita kira. Menurut sebuah studi terbaru, hal tersebut berkaitan dengan batu, fosfor, ganggang purbakala. Sekitar dua juta tahun pertama sejak bumi tercipta, langit kemungkinan berwarna oranye. Berdasarkan komposisi kimiawi pada masa itu, kemungkinan besar komponen utama dari atmosfir adalah methane (CH4), yang tampak ganjil menyelimuti bumi. Saat ini, komponen atmosfir sebagian besar terdiri dari nitrogen dan oksigen. Sinar matahari menciptakan berbagai warna pelangi, kemudian menyebar melalui molekul udara. Warna biru merupakan warna terbanyak yang terpantul, sehingga mata manusia kemudian melihat warna biru. Bagaimana perubahannya dari oranye ke warna biru? Sekitar 2,5 miliar tahun yang lalu, muncul kemampuan baru dari makhluk organik untuk  berfotosintesa yaitu kemampuan untuk mengubah sinar matahari, karbondioksida (CO2) dan air menjadi gula. Kelengkapan kemampuan evolusioner itu dimiliki oleh ganggang purba sehingga menjadi sumber makanan yang awet, kemudian tersebar ke lautan seluruh dunia. Masalahnya, ganggang membutuhkan lebih banyak gula untuk menyeimbangkan makanannya, mereka butuh nutrisi seperti fosfor. Dominic Papineau dari Carnegie Institution for Science meyakini, ganggang memperolehnya dari luapan erosi yang sangat besar sekitar 2,5-2 miliar tahun yang lalu, periode ketika atmosfir bumi pertama kali memperoleh suntikan oksigen dalam jumlah besar. Menurut Papineau, terjadinya suntikan oksigen yang sangat besar itu terjadi beriringan dengan peningkatan perpecahan benua serta menyebarnya endapan es. Kemungkinan terjadinya aktivitas teknonik dan perubahan iklim menyebabkan bebatuan kaya kandungan fosfor longsor sehingga masuk ke dalam lautan selama beberapa ratus juta tahun. Dengan banyaknya asupan fosfor, ganggang kemudian memulai fungsinya, mengeluarkan oksigen untuk memenuhi atmosfir, demikian diungkap Papineu dalam rilisnya. Tak seperti penggunaan pupuk seperti zaman sekarang, yang dapat memicu berbagai ganggang di sungai dan danau. ***

Panjang 3 Cm, tapi Punya 750 Kaki

HEWAN ini hanya punya panjang tubuh 1-3 cm, namun kaki hewan ini mencapai 750 buah! Spesies baru kaki seribu (Milipede) ini dinamai lllacme plenipes, yang berarti "dianugerahi kaki yang melimpah", itu lalu dinobatkan sebagai hewan dengan kaki terbanyak. "Hewan ini seperti benang. Sekilas, dia punya tampilan luar yang tak menarik. Namun, setelah dilihat dengan SEM (mikroskop elektron) dan mikroskop cahaya, kami menemukan bahwa dia punya anatomi kompleks," kata Paul Marek, peneliti post-doktoral di University of Arizona yang memimpin studi ini. Bukan cuma jumlah kaki yang membuat hewan ini luar biasa. Peneliti juga menemukan bahwa hewan ini punya mulut tidak sempurna yang fungsinya juga belum diketahui. Selain itu, lllacme plenipes juga punya organ di belakang tubuh yang mampu menghasilkan struktur benang serupa sutra. Dikutip Livescience, penemuan spesies ini dimulai dari temuan kembali spesies kaki seribu pada tahun 2006, jenis yang sebelumnya pernah ditemukan tahun 1928. Ilmuwan kemudian mulai mengoleksi spesimen lllacme plenipes dari wilayah hutan oak di Oakland dan Berkeley. Berdasarkan survei, ilmuwan menduga bahwa spesies ini langka. Setelah spesimen didapatkan, ilmuwan mulai melakukan analisis morfologi dan genetik. Dari studi genetik yang dilakukan, ilmuwan berhasil mengidentifikasi gen bernama cytochrome c oxidase I. Gen ini bisa berfungsi sebagai marka genetik sehingga akan membantu ilmuwan membedakan jenis lllacme plenipes dan lainnya. Marek menduga, spesies ini juga hidup di wilayah tropis. Penelitian kini sedang dilakukan. Penemuan spesies ini dipublikasikan di jurnal Zookeys pertengahan November lalu. ***