31 August 2012
Parfum, Berawal dari Ritual Keagamaan
PARFUM, pastinya sudah tidak asing lagi dalam kehidupan kita. Apalagi aroma parfum yang ditawarkan sudah semakin beragam, baik yang dikhususkan untuk pria ataupun wanita. Kata perfume yang dipakai saat ini berasal dari bahasa Latin "per fumum" yang berarti melalui asap. Pembuatan parfum berawal dari Mesopotamia dan Mesir, namun dikembangkan di Roma dan Persia. Sejarah mencatat seorang bernama Tapputi adalah pembuat parfum pertama asal Mesopotamia. Sekarang, aroma parfum bisa menjadi sebuah pemikat bagi seorang pria ketika ingin berkenalan dengan wanita. Lain halnya zaman dulu, aroma parfum digunakan sebagai bagian dari ritual keagamaan. Pada abad ke-9, seorang sarjana Irak dengan nama Al-Kindi melakukan sejumlah besar percobaan. Percobaan ini menggabungkan berbagai jenis tanaman dan minyak untuk membentuk produk-produk aroma. Parfumnya tidak dijual di botol tetapi sebagai resep untuk menghasilkan parfum & produk perawatan kulit. Al-Kindi dianggap sebagai bapak dari industri parfum. Ibnu Sina, seorang dokter muslim Persia, Adalah orang pertama yang mengekstrak minyak dari bunga. Percobaan pertama adalah dengan bunga favoritnya, mawar. Dia berhasil mengekstrak minyak dari kelopak bunga mawar dan diberi nama Air Mawar (Rose Water) yang masih digunakan sampai sekarang. Sejak saat itulah mulai dikembangkan cara mencampur sari pati bunga ke dalam parfum. pada abad ke 14, untuk pertama kalinya Hungaria mengembangkan parfum di Eropa, dengan mencampurkan alkohol agar tahan lama. Saat itu wewangian yang dihasilkan digunakan oleh Ratu Elizabeth dari Hungaria. Pada abad ke-16,Rene le Florentin membuat ruangan rahasia untuk menyembunyikan resep rahasia pembuatan parfum. Namun, dengan cepat teknik pembuatan parfum semakin tersebar diseluruh daratan Eropa. Eropa pun berkembang menjadi pusat industri parfum. Selain keharumannya yang berkembang, wadah parfum pun turut berkembang. Dari yang hanya menggunakan tabung hingga botol-botol cantik dengan aneka bentuk seperti saat ini. (dedi)***
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment