28 November 2012
Mengapa Minum Susu Sapi?
ASISTEN profesor yang mendalami susu di Cornell University, Michael van Amburgh, mengatakan bahwa susu sapi jadi pilihan bukan dikarenakan faktor kualitas. Susu sapi dipilih karena alasan ekonomi dan warisan budaya. "Kedua faktor itu ada di balik monopoli susu sapi pada makanan manusia," kata Van Amburgh. Sifat sapi yang jinak, lanjut Van Amburgh, juga menjadi faktor lain yang mendukung sehingga mereka mudah dikendalikan dan dipelihara. Domba dan kambing yang juga penghasil susu yang baik, namun tidak memiliki sifat tersebut. "Mereka lebih aktif berkeliaran," jelas Van Amburgh. Selain itu, dari sisi kuantitas produksi, domba dan kambing tidak bisa menyaingi susu sapi. Dikutip Livescience, seekor kambing dapat menghasilkan sekitar setengah galon per hari. Bandingkan dengan sapi yang bisa menghasilkan 10 galon susu per hari. Faktor lain yang mendukung penggunaan susu sapi adalah rasa dan tekstur. Susu unta memiliki rasa mirip susu sapi segar rendah lemak. Demikian menurut Oasis Camel Dairy, sebuah perusahaan pemerah susu unta di Ramona, California, Amerika Serikat. Saat ini, Departemen Agrikultur Amerika Serikat masih berusaha menentukan standar kualitas susu unta sehingga produk tersebut dapat dijual legal. Meskipun demikian, FDA mengizinkan konsumsi susu unta. ***
Asal Usul Kemampuan Bernafas Manusia
ILMUWAN dari Universitas Alaska di Fairbanks berhasil mengungkap proses evolusi atau asal usul vertebrata, termasuk manusia, hingga bisa memiliki kemampuan bernafas. "Untuk bernafas dengan paru-paru, Anda butuh lebih dari sekedar paru-paru. Anda perlu jejaring saraf yang peka terhadap karbon dioksida." Ungkap Michael Harris, pimpinan dari tim peneliti. Menurut Harris, jejaring saraf itulah yang membuat manusia atau golongan vertebrata lain mampu menghirup oksigen yang kemudian diubah oleh sel menjadi energi serta mengeluarkan karbon dioksida sebagai sisa metabolisme. Dikutip dari ScienceDaily, proses evolusi kemampuan bernafas manusia dan vertebrata lain tak lepas dari perkembangan jejaring saraf yang peka karbon dioksida, yang disebut para ilmuwan sebagai "generator irama". Dalam penelitiannya, Harris mencoba mencari asal usul generator irama tersebut. Ia meyakini, kemampuan bernafas tidak berasal dari hewan yang sudah punya paru-paru tetapi yang memiliki generator irama. "Kami mencoba meneliti contoh hidup hewan yang tak bernafas, seperti lamprey dan mencoba melihat bukti generator irama yang bisa melakukan aktivitas selain pernafasan," lanjut Harris. Lamprey merupakan jenis ikan primitif, tak mempunyai paru-paru dan tak bernafas dengan mekanisme yang sama dengan vertebrata. Sebagai larva, lamprey hidup di lumpur. Sementara, oksigen dan makanan didapatkan dengan memompa air ke tubuhnya. Lamprey berperilaku mirip batuk untuk membersihkan diri dari lumpur. Perilaku ini dikendalikan oleh pusat generator irama di otak. Evolusi berjalan hingga kemampuan bernafas kemudian dimiliki oleh ikan. Dalam perkembangannya, terjadi evolusi yang memunculkan hewan darat, meliputi amfibi, reptil dan mamalia. Kemampuan bernafas pun terus berevolusi sesuai lingkungan yang dihadapi. Kemampuan bernafas manusia saat ini tidak terlepas dari proses panjang di belakangnya. Hasil penelitian tersebut dipresentasikan di pertemuan tahunan Society for Neuroscience pada Rabu (17/10) lalu di New Orleans, Amerika Serikat. ***
Termometer, ditemukan oleh banyak ilmuwan
TERMOMETER berasal dari
bahasa Yunani yaitu (thermo) yang artinya panas dan meter yang artinya
pengukur. Jadi, thermometer dapat kita definisikan sebagai alat ukur derajat
panas dari suatu materi (benda). Prinsip kerja termometer ada bermacam-macam,
yang paling umum digunakan adalah termometer air raksa. Secara kualitatif, kita
dapat mengetahui bahwa suhu adalah sensasi dingin atau hangatnya sebuah benda
yang dirasakan ketika menyentuhnya. Secara kuantitatif, kita dapat
mengetahuinya dengan menggunakan termometer. Suhu dapat diukur dengan
menggunakan termometer yang berisi air raksa atau alkohol. Ada dua bagian
penting dalam thermometer yang harus kita pahami, yaitu pendeteksi panas (pada
thermometer raksa yang biasa kita gunakan pendeteksinya adalah cairan raksa
(Hg)) dan yang kedua adalah skala. Skala ini disesuaikan dengan kesepakatan
internasional (International Temperature Scale) yaitu antara 0,65 Kelvin
(-272,5 0C) sampai dengan 1358 Kelvin (10850C). Siapa penemu alat canggih ini?
Penemu thermometer tidak satu orang saja. Para penemu itu adalah Avicenna (Ibnu
Sina 980 – 1037), merupakan seorang ilmuan besar muslim yang pertama kali
menggunakan thermometer untuk mengukur suhu udara dalam eksperimen ilmiah. Kemudian
prinsip termometernya digunakan oleh ilmuan Eropa pada abad ke-16 dan ke-17,
termasuk Galileo, Cornelius Drebbel (1572-1633) yang dianggap sebagai penemu
cara kerja thermometer . Robert Fludd (1574 – 1673), Galileo Galilei (1564 –
1642) menggagas thermometer dengan menggunakan prinsip pemuaian dan penyusutan
udara dalam pentolan thermometer untuk menggerakan air dalam tabung sempit, dan
Santorio Sanctorius (1561 – 1636) mendesain thermometer klinis seperti yang
telah dikenalkan oleh Ibnu Sina dalam bukunya yaitu The Canon of Medicine. ***
16 November 2012
Gajah Bersuara seperti Manusia Berbicara
GAJAH menghasilkan suara frekuensi rendah dan mampu didengarkan hingga jarak 10
kilometer. Frekuensi suara kurang dari 20 Hertz bisa dihasilkan karena pita
suara gajah delapan kali lebih panjang dari manusia. Fakta bahwa suara gajah
bisa didengar hingga 10 kilometer memang mengagumkan. Namun, ilmuwan lebih
tertarik pada bagaimana gajah menghasilkan suaranya. Apakah caranya sama dengan
cara manusia? Untuk mempelajari hal itu, Christian Herbst dari University of
Vienna di Austria meneliti tenggorokan gajah yang telah mati secara alami di
kebun binatang Berlin. Mereka mempelajari bagaimana interaksi udara dan
tenggorokan bisa menghasilkan getaran. Dilansir Livescience, ada dua cara untuk
menghasilkan suara. Pertama, disebut myoelastic-aerodynamic (MEAD), yakni
udara dari paru-paru menggetarkan kotak suara. Kedua, active muscular
contraction (AMC) yakni kontraksi otot untuk menggetarkan pita suara. Hasil
riset menunjukkan bahwa gajah menghasilkan suara dengan mekanisme MEAD. Cara
ini adalah cara yang sama yang digunakan manusia menghasilkan suara untuk
berbicara. Cara AMC dihasilkan oleh kucing saat mengeong. "Yang
mengagumkan bagi saya adalah bahwa alam memiliki sistem yang bisa dijumpai di
mamalia dari yang besar - jadi kita memiliki bukti pada hewan darat terbesar -
hingga terkecil sebesar kelelawar kecil," kata Herbts. Suara yang
dihasilkan makhluk bervariasi. Gajah lebih suka bersuara rendah. Sementara
kelelawar biasa bersuara tinggi, hingga 110.000 Hertz. Manusia sendiri hanya
bisa menghasilkan suara 50 - 70.000 Hertz. Menurut peneliti, studi suara ini
penting dalam memahami evolusi suara serta organ-organ tubuh yang mendukung
evolusi tersebut. ***
Kehujanan, Tapi Tetap Kering
SEBUAH instalasi seni
kini ramai dibicarakan oleh hampir semua orang di London, Inggris. Sebuah
ruangan yang dialiri air hujan, namun tidak akan membuat kita basah kuyup.
Pengunjung dapat mengontrol jatuhnya air hujan hanya dengan melakukan pijakan
ke bagian yang terkena hujan. Tetesan air hujan yang jatuh benar-benar air
nyata dengan jumlah sebanyak 100 meter persegi. Air tersebut mengalir dari atas
atap ruang pamer. Dikutip The Guardian, para seniman dari Random
International mengatakan jika mereka ingin mendorong para pengunjung keluar
dari zona nyaman mereka. Untuk mendapatkan hal tersebut, tidak ada yang lebih
baik selain bermain dengan respon cepat dan intuisi manusia. Salah satunya
dengan ruangan hujan ini. Semua orang tahu jika hujan akan membuat mereka
basah, namun kali ini kita harus percaya jika kita akan tetap kering.
“Mengamati bagaimana hasil tak terduga akan tampak dan eksperimen dengan perilaku
di dunia sering kali tidak terlihat. Oleh karena itu, simulasi adalah salah
satu cara yang dapat mendorong kami,” ujar juru bicara Random International.
Seorang wisatawan, Oliver Wainwright mencoba masuk ke ruang hujan. Dia
mengatakan jika dirinya merasa seperti seorang Musa yang membelah Laut Merah.
“Pengunjung masuk melangkah dan garis-garis vertikal yang membentuk hujan lebat
itu seperti dipukul mundur. Seolah-olah dalam tubuh ini terdapat medan magnet
yang tak terlihat. Saat melangkah lebih dalam, Anda akan dikelilingi oleh
hujan, membungkus setiap siluet tubuh dalam kehampaan silinder yang sempurna.
Ini adalah pengalaman yang mengejutkan," ungkapnya. ***
Kompas, Si Penunjuk Arah
KOMPAS adalah alat navigasi untuk menentukan arah berupa sebuah panah penunjuk magnetis yang bebas menyelaraskan dirinya dengan medan magnet bumi secara akurat. Kompas memberikan rujukan arah tertentu, sehingga sangat membantu dalam bidang navigasi. Arah mata angin yang ditunjuknya adalah utara, selatan, timur, dan barat. Apabila digunakan bersama-sama dengan jam dan sekstan, maka kompas akan lebih akurat dalam menunjukkan arah. Alat ini membantu perkembangan perdagangan maritim dengan membuat perjalanan jauh lebih aman dan efisien dibandingkan saat manusia masih berpedoman pada kedudukan bintang untuk menentukan arah. Kompas bekerja dengan cara yang sederhana. Pada dasarnya hanya menunjukkan arah utara dan selatan. Bagian utamanya adalah sebatang jarum (istilah untuk menggambarkan lempeng tipis logam magnetis yang kedua ujungnya meruncing) yang diletakkan dan diusahakan dapat bergerak bebas pada poros tengahnya sehingga bisa bergerak menunjuk arah utara dan selatan. Pada perkembangan berikutnya jarum tersebut dilekatkan pada bidang berbentuk bundar dengan simbol-simbol arah mata angin lengkap dengan garis derajatnya. Menurut beberapa catatan sejarah, kompas sudah dibuat pada masa Dinasti Qin (221 – 206 sebelum masehi). Awalnya, kompas bukan digunakan sebagai alat navigasi seperti dewasa ini. Orang-orang Cina pada waktu itu memakainya untuk membantu menerapkan salah satu dari tradisi mereka yang terkenal, feng-shui. Pemahaman tentang tata-letak yang bisa mempengaruhi kehidupan manusia. Penemuan bahwa jarum magnetik selalu mengarah ke utara dan selatan terjadi di Cina dan diuraikan dalam buku Loven Heng. Di abad kesembilan, orang Cina telah mengembangkan kompas berupa jarum yang mengambang dan jarum yang berputar.Pelaut Persia memperoleh kompas dari orang Cina, lalu memperdagangkannya. Pada tahun 1877, orang Inggris, William Thomson, 1st Baron Kelvin(Lord Kelvin) membuat kompas yang dapat diterima oleh semua negara. Dengan memperbaiki kesalahan-kesalahan yang timbul dari deviasi magnetik karena meningkatnya penggunaan besi dalam arsitektur kapal. ***
Subscribe to:
Posts (Atom)