TIM peneliti asal Eropa berhasil mengembangkan teknologi desalinasi berbiaya rendah namun memiliki efisiensi tinggi dengan memanfaatkan energi sinar matahari. Seperti diketahui, desalinasi atau penyulingan merupakan cara yang paling dimungkinkan untuk mendapatkan air minum di negara yang panas dan kering padahal dikelilingi lautan atau samudra. Salah satu metode penyulingan tradisional yang biasa digunakan adalah desalinasi berbasis osmosis terbalik (reverse osmosis/RO). Metode ini mendorong air melalui membran penyaringan pada tekanan tinggi. Substansi yang tidak diinginkan yang ada di air tertahan oleh pori-pori di membran penyaringan. Desalinasi berbasis RO ini membutuhkan energi yang cukup besar untuk memberikan tekanan pada air laut, sehingga proses ini menjadi mahal dan boros energi. Peneliti memodifikasi metode penyulingan ini. Untuk mengurangi biaya dan konsumsi energi, mereka menyediakan energi mekanik yang dibutuhkan untuk RO dengan sistem Organic Rankine Cycle (ORC) bersuhu rendah yang dikombinasikan dengan sel surya. ORC merupakan siklus thermodinamik untuk memulihkan panas (umumnya panas buangan) dan mengonversikannya ke dalam bentuk energi yang lebih bermanfaat, misalnya listrik ataupun energi mekanik. Sel surya juga bisa memasok energi panas ke ORC, yang kemudian akan memproduksi energi mekanik untuk memberi tekanan pada air. Dikutip dari PhysOrg, Sistem ini berhasil mengeliminasi kebutuhan penyimpanan energi dan menghasilkan efisiensi yang lebih tinggi untuk menyediakan air segar dalam jumlah yang lebih banyak. Selain memutakhirkan teknologi penyulingan, peneliti juga mengamati dampak lingkungan dan juga sosioekonomi yang ditawarkan sistem baru ini dan kemudian mengembangkan strategi baru untuk menyediakan teknologi ini ke khalayak luas. Dengan demikian, implementasi sistem RO-Solar-Rankine ini akan memungkinkan negara-negara seperti yang berada di kawasan Mediterania untuk memaksimalkan banyaknya energi surya yang mereka dapatkan untuk memproduksi air segar dari air laut yang jumlahnya juga sangat banyak. ***
No comments:
Post a Comment